Kurs rupiah terhadap dollar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Senin sore, menguat hampir menembus angka Rp 8.900 karena pelaku pasar makin aktif membeli rupiah yang terpicu oleh menguatnya Indeks Harga Saham Gabungan Bursa Efek Indonesia.
Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS naik sebesar 23 poin menjadi Rp 8.902-Rp 8.912 per dollar AS dari sebelumnya Rp 8.925-Rp 8.935 per dollar AS.
Equiety Chief PT First Asia Capital Irfan Kurniawan mengatakan, kenaikan rupiah hingga Rp 8.902 itu melampaui titik yang pernah dicapai, yakni Rp 8.905 per dollar AS. Menurut dia, kondisi tersebut menunjukkan bahwa aksi beli pelaku pasar terhadap rupiah sangat tinggi.
Menurut Irfan Kurniawan, pelaku pasar terpicu oleh kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan Bursa Efek Indonesia (IHSG BEI) yang kembali mencapai 3.630 lebih sebagaimana yang pernah dicapai sebelumnya. "Pencapaian indeks itu mengakibatkan pelaku makin berani membeli rupiah yang mendorong mata uang Indonesia melesat tajam," ucapnya.
Kenaikan rupiah yang cukup besar, lanjut dia, memberikan keyakinan pasar bahwa rupiah akan kembali mengungat karena faktor positif yang makin kuat.
Kenaikan harga saham di Wall Street yang mengimbas pasar regional mendorong pelaku pasar uang, khususnya asing, bereaksi positif terhadap rupiah.
Selain itu, pelaku asing optimistis, ekonomi Indonesia akan tumbuh lebih besar dibanding 2010. Dengan demikian, peluang rupiah untuk naik lagi masih besar. "Kami optimistis, rupiah apabila tidak ada hambatan, akan kembali menguat menembus level Rp 8.900 per dollar AS," katanya.
Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS naik sebesar 23 poin menjadi Rp 8.902-Rp 8.912 per dollar AS dari sebelumnya Rp 8.925-Rp 8.935 per dollar AS.
Equiety Chief PT First Asia Capital Irfan Kurniawan mengatakan, kenaikan rupiah hingga Rp 8.902 itu melampaui titik yang pernah dicapai, yakni Rp 8.905 per dollar AS. Menurut dia, kondisi tersebut menunjukkan bahwa aksi beli pelaku pasar terhadap rupiah sangat tinggi.
Menurut Irfan Kurniawan, pelaku pasar terpicu oleh kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan Bursa Efek Indonesia (IHSG BEI) yang kembali mencapai 3.630 lebih sebagaimana yang pernah dicapai sebelumnya. "Pencapaian indeks itu mengakibatkan pelaku makin berani membeli rupiah yang mendorong mata uang Indonesia melesat tajam," ucapnya.
Kenaikan rupiah yang cukup besar, lanjut dia, memberikan keyakinan pasar bahwa rupiah akan kembali mengungat karena faktor positif yang makin kuat.
Kenaikan harga saham di Wall Street yang mengimbas pasar regional mendorong pelaku pasar uang, khususnya asing, bereaksi positif terhadap rupiah.
Selain itu, pelaku asing optimistis, ekonomi Indonesia akan tumbuh lebih besar dibanding 2010. Dengan demikian, peluang rupiah untuk naik lagi masih besar. "Kami optimistis, rupiah apabila tidak ada hambatan, akan kembali menguat menembus level Rp 8.900 per dollar AS," katanya.
0 komentar:
Posting Komentar