Kamis, 18 November 2010
Perbaikan Jalan Lintas Sumatera Terhambat
Perbaikan Jalan Lintas Sumatera atau Jalinsum KM 79 Desa Hatta Kecamatan Bakauheni Lampung Selatan lebih lama akibat terkendala berbagai faktor alam dalam pengerjaan jalan nasional itu.
Pengawas perbaikan dari kontraktor, Fajar, di Bakauheni, Rabu mengatakan, selain terkendala cuaca, genangan air yang ada di bagian barat jalan dengan volumenya mencapai ribuan meter kubik menghambat pengerjaannya.
Ia mengatakan, untuk memasang gorong-gorong di bagian bawah badan jalan harus mengeringkan genangan air tersebut terlebih dahulu sementara debit air selalu bertambah saat hujan turun seperti danau.
Rencananya pengeringan air tersebut membutuhkan waktu selama 15 hari, namun karena curah hujan tinggi diperkirakan akan molor hingga 30 hari bahkan lebih jika hujan terus berlangsung.
Fajar menerangkan, jika genangan air tersebut belum dialirkan sampai kering maka pemasangan gorong-gorong akan terhambat karena kedalaman gorong-gorong mencapai 24 meter melebihi dalamnya genangan air tersebut.
"Sebenarnya pembuangan air bisa dipercepat dengan memperlebar saluran pembuangan namun hal itu akan membanjiri pemukiman penduduk di bagain hilir," tutur dia.
Saat ini, kata dia, gorong-gorong telah dipasang sebanyak 30 buah dari 50 buah total keseluruhan yang akan dipasang,sedangkan sisanya sebanyak 20 buah menunggu genangan air di bagian barat badan jalan terkuras habis.
Dia menambahkan, berupaya semaksimal mungkin merampungkan pengerjaan urat nadi pendukung sektor ekonomi tersebut dengan mengoperasikan enam alat berat untuk menggali dan memasang gorong-gorong di bagian abdan jalan tersebut.
Sementara itu, sejumlah pengendara truk mengharapkan perbaikan jalan utama tersebut segera rampung agar arus kendaraan di jalan nasional itu kembali lancar.
Salah satu sopir truk asal Kota Padang Provinsi Sumatera Barat, Dulhasan, mengatakan, setiap melintas jalur alternatif Simpang Gayam-Simpang Ketapang selalu terjebak macet hingga pengiriman barang lebih lama.
Menurutnya, kerusakan di sepanjang jalur alternatif sangat parah namun karena jalan utama lintas Sumatera ditutup dan diperbaiki maka terpaksa tetap melintas di jalur pengalihan tersebut dengan risiko macet dan ambles.
"Saat macet kendaraan menunggu sehari penuh untuk sampai ke Pelabuhan Bakauheni menuju Pulau Jawa," kata dia.
Dia mengaku, dengan kemacetan tersebut mengurangi pendapatan sopir karena ongkos jalan bertambah besar sementara dari pihak perusahaan tidak menambah biaya itu.
Dinas Bina Marga Provinsi Lampung menargetkan pengerjaan jalan nasional yang ambrol sejak tahun 2009 dan telah menelan dana sekitar Rp 11 miliar tersebut akan rampung sebelum pergantian tahun.
0 komentar:
Posting Komentar