Kalangan kaum menjadi target utama perekrutan terorisme. Kaum muda yang direkrut ini terutama dari kalangan mahasiswa jurusan teknik dan ilmu alam.
Mahasiswa-mahasiswa ilmu sosial seperti jurusan psikologi, hukum, antropologi jarang direkrut. Kelompok ini bermain di fakultas-fakultas teknik dan MIPA.
-- Al Chaidar
Menurut pengamat teroris Al-Chaidar, mahasiswa teknik dan ilmu alam memiliki kemampuan teknis yang sangat berguna bagi kelompok teroris untuk melakukan aksinya.
"Sesuai penelitian saya, kalau mahasiswa-mahasiswa ilmu sosial seperti jurusan psikologi, hukum, antropologi jarang direkrut. Kelompok ini bermain di fakultas-fakultas teknik dan MIPA," ujar Chaidar di sela-sela acara pelatihan guru se-Jabodetabek di kawasan Pejompongan, Jakarta Pusat (29/11/2010).
Selain itu Al-Chaidar mengatakan, bahwa kelompok terorisme beraksi di universitas-universitas terkemuka, bukan universitas kecil. Mereka kerap beraksi di universitas besar seperti UGM, UI, dan USU.
"Kalau universitas kecil di daerah itu kurang dilirik, mungkin karena kualitas mahasiswanya," jelasnya.
Pola perekrutan kalangan muda ini, menurut Al-Chaidar, lebih berbahaya. Ini disebabkan karena kalangan muda memiliki energi lebih yang tidak tersalurkan dengan baik.
"Mereka memiliki jiwa berjuang yang tinggi dan tidak ada tempat untuk penyaluran jiwa perjuangan mereka. Jadi, saat diiming-imingi perjuangan, ya, mereka mau ikut," jelasnya.
Untuk itulah, Al-Chaidar berpendapat, perlu dilakukan defundamentalisasi terorisme, bukan hanya deradikalisasi. "Yang buat mereka mau bergabung itu fundamentalnya, bukan radikalnya. Makanya, melawan terorisme harus dengan defundamentalisasi, misalnya dengan membuka perdebatan tentang NII, jihad atau lainnya," paparnya.
0 komentar:
Posting Komentar