PPP |
Setelah Partai Gerindra dan PAN melontarkan keberatannya terhadap pembangunan gedung baru DPR, giliran PPP menyampaikan pendapat serupa. Ketua Fraksi PPP Hasrul Azwar mengatakan PPP merasa perlu mendengarkan aspirasi rakyat yang bernada negatif terhadap rencana pembangunan gedung baru.
”Kami lebih mengedepankan rakyat daripada ngototmeneruskan gedung baru ini,” katanya kepada wartawan, Kamis (311/3/2011).
PPP sendiri, lanjutnya, sudah sejak awal menolak rencana pembangunan gedung baru. Persetujuan yang diberikan oleh perwakilan PPP di Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) disebutnya bukan sebagai keputusan fraksi.
Oleh karena itu, PPP mendesak pimpinan DPR untuk kembali menggelar rapat konsultasi dengan pimpinan fraksi, BURT, dan Sekretariat Jenderal DPR mengenai rencana pembangunan gedung baru DPR menyusul maraknya penolakan dari publik, termasuk dari para anggota Dewan sendiri.
”Pimpinan, fraksi, dan BURT harus konsultasi lagi. Pembangunan gedung baru dirancang kembali sesederhana mungkin, dirancang ulang,” ujarnya.
Pengamat parlemen Forum Masyarakat Peduli Parlemen (Formappi), Sebastian Salang, mengatakan, pernyataan penolakan yang disampaikan sejumlah fraksi atas rencana pembangunan gedung baru DPR jangan sekedar basa-basi. Pernyataan itu, katanya, harus diikuti tindakan nyata yang mendorong penentu kebijakan di DPR bisa menyerap aspirasi masyarakat yang sebagian besar menolak rencana tersebut.
”Kita apresiasi sikap fraksi-fraksi yang menolak karena bagaimanapun juga mereka adalah wakil rakyat, maka seharusnya mendengarkan aspirasi masyarakat. Tapi jangan sampai pernyataan menolak itu hanya basa-basi, untuk pencitraan, tapi tidak ada tindakan nyata,” kata Sebastian kepadaKompas.com, Kamis (31/3/2011).
Tindakan nyata yang dimaksud Sebastian, fraksi-fraksi secara resmi harus menyampaikan surat penolakan atau permintaan penghentian pembangunan gedung kepada pimpinan DPR.
1 komentar:
http://birokrasi.kompasiana.com/2011/03/31/gedung-wakil-rakyat-mirip-yoni/
Posting Komentar