English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
by : Singo
SELAMAT TEKA NANG BLOG BERITA UPTODATE, SEMOGA INFO KARO BERITANE BISA NAMBAH WAWASAN KOE2 PADA

Sabtu, 23 Oktober 2010

Warga tidak Takut dengan Ancaman Merapi


Status Merapi semakin hari tambah meningkat, dan saat ini status merapi sudah pada kondisi Siaga.
Meski kondisi Gunung Merapi semakin kritis dan status telah ditingkatkan menjadi siaga sejak dua hari lalu, namun warga yang berada di Kawasan Rawan Bencana (KRB) tampak bersikap cuek, dan tetap melakukan aktivitas seperti biasa. Para penambang pasir di lokasi yang masuk kategori daerah berbahaya pun tetap melakukan pekerjaan rutinnya.
Ketidakpedulian warga terhadap ancaman Merapi itu terlihat di Desa Krinjing, Keningar, dan Ngargomulyo, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang. Sejumlah warga tetap melakukan aktivitas seperti biasa, seperti menggarap ladang, mencari rumput, mencari kayu, dan membuat arang, termasuk menambang pasir di hulu sungai.
”Saya melihat di teve status Merapi memang sudah naik, namun kami merasa belum perlu mengungsi. Desa kami masih aman. Kami warga desa juga masih pergi ke ladang menanam sayuran,” kata Sutrisno, warga Desa Keningar, Kecamatan Dukun, pagi tadi Bahkan beberapa area penambangan pasir di Desa Keningar, dan Mangunsoko (Kecamatan Dukun), serta Desa Mranggen dan Desa Kemiren (Kecamatan Srumbung), masih tampak kesibukan penambangan pasir. Sejumlah truk masih hilir-mudik mengangkut pasir Merapi.
Kondisi yang sama juga terlihat di Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Klaten. Menurut Sekdes Balerante, Basuki, warga di desanya masih tetap menambang pasir di Kali Woro. ”Mereka sama sekali tak menghiraukan larangan, padahal mereka juga tidak tahu cara menyelamatan diri kalau Merapi meletus,” katanya.

Delapan kilometer
Sementara itu, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta telah mengeluarkan larangan agar warga tidak melakukan aktivitas penambangan pasir di 11 sungai.
”Tiga di antaranya di wilayah Kabupaten Magelang yang berhulu di Merapi,” kata pengamat Gunung Merapi di Pos Ngepos Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Retiyo, pagi tadi.
Ke-11 sungai tersebut, adalah Kali Krasak, Kali Putih, Kali Lamat, Kali Senowo, dan Kali Apu di Kabupaten Magelang, kemudian Kali Gendol, dan Kali Kuning di Kabupaten Sleman, Kali Woro di Kabupaten Klaten serta Kali Bagong, Kali Pedak, dan Kali Trising di Kabupaten Boyolali. Larangan ini berlaku mulai radius delapan kilometer dari puncak Gunung Merapi. Jarak tersebut masuk Kawasan Rawan Bencana (KRB) III Merapi.
Menurutnya, peringatan dan larangan mulai berlaku sejak Jumat (22/10) sore pukul 18.00 WIB, berbarengan dengan peningkatan status Gunung Merapi dari ’Waspada’ menjadi ’Siaga Merapi’ oleh BPPTK. Naiknya status Merapi, setelah terjadi peningkatan gempa vulkanik dan guguran lava. Merapi juga mengalami deformasi sebesar 16,4 cm per hari. Padahal deformasi sebelumnya hanya 8,5 cm per hari.
Sementara itu, aktivitas Merapi yang terekam di Pos Pengamatan Babadan, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang kembali menunjukkan peningkatan. Mulai Kamis dini hari pukul 24.00 WIB sampai Jumat pukul 24.00 WIB tercatat 93 kali guguran material vulkanik, 321 gempa multi phase (gempa permukaan) dan 41 gempa vulkanik.
Asap solfatara berwarna putih tebal dengan tekanan lemah dan tinggi 250 meter. Data tersebut merupakan data seismograf pada tanggal 21 Oktober selama 24 jam. Untuk laju deformasi yang dilihat dari reflektor di Pos Kaliurang sebanyak 16,4 cm per hari. Deformasi atau perubahan bentuk puncak Merapi ini meningkat dari sebelumnya hanya 8,5 cm per hari.( Singo Barong)
www.tips-fb.com

0 komentar:

Posting Komentar

Free Download Film Panas

 
Pantau Jalur Mudik Lebaran paling Update di sini