Senin, 15 November 2010
Dentuman Anak Krakatau Tidak Mengkhawatirkan
Letusan Gunung Anak Krakatau yang terjadi di Banten pada Minggu (14/11/2010) dini hari bukanlah suatu hal yang mengkhawatirkan karena suara dentuman itu merupakan hal wajar yang terjadi pada malam hari ketika tekanan udara rendah.
Demikian disampaikan Kepala Sub Bidang Pemantauan Kegunungapian Pusat Vulkanologi, Mitigasi, dan Bencana Geologi (PVMBG) Agus Budianto, saat dihubungi Berita Uptodate, Minggu. "Anak Gunung Krakatau memang selalu berfluktuasi, kalau malam hari memang terdengar suara bergemuruh atau dentuman karena tekanan udara rendah," ucap Agus.
Aktivitas Gunung Anak Krakatau ini sempat mengagetkan warga Anyer, Banten, pada pukul 01.25 WIB. Saat itu tiba-tiba terdengar tiga kali suara letusan keras yang diduga berasal dari perut Gunung Anak Krakatau.
Terkait hal tersebut, Agus menjelaskan, tidak ada yang perlu dikhawatirkan karena tidak ada peningkatan status. Status Gunung Anak Krakatau yang sejak 2007 aktif ini masih tetap "Waspada". "Wilayah aman masih tetap 2 kilometer dari pusat letusan, ini sangat jauh dari lalu lintas kapal sehingga lalu lintas kapal tidak terlalu berpengaruh," ujarnya.
Larangan ini, lanjut Agus, dikeluarkan agar masyarakat terhindar dari lemparan material vulkanik yang dikeluarkan gunung. Tercatat hingga tanggal 13 November 2010 pukul 00.00 WIB, pada Gunung Anak Krakatau terjadi 54 gempa vulkanik dalam, 219 gempa vulkanik dangkal, 133 gempa tremor letusan, 46 tremor harmonik, dan 41 gempa letusan.
"Secara visual ketinggian asap mencapai 100-1.000 meter dari puncaknya dengan warna putih kehitaman. Ini memang menunjukkan adanya aktivitas yang tinggi," ucap Agus.
Peningkatan aktivitas memang diakui terjadi meski tidak signifikan. Hal ini bisa terlihat dari gempa tremor letusan yang lebih tinggi dari hari sebelumnya yang mencapai 35 kali meningkat menjadi 41 kali pada Sabtu malam. "Bunyi letusan yang bisa didengar sampai Anyer itu memang wajar saja terjadi, terutama saat malam, meski keseringan tidak terdengar. Bisa juga terdengar ke Lampung itu semua tergantung tekanan udara dan arah angin," ungkap Agus.
0 komentar:
Posting Komentar