Anda penggemar tato? Jika seni melukis tubuh adalah salah satu kegemaran Anda, pastikan Anda sudah membekali diri dengan berbagai informasi seputarnya. Apalagi, jika Anda pemula yang hendak mencoba-coba. Tato permanen akan ada selamanya pada bagian tertentu tubuh yang ingin Anda lukis gambar atau tulisan, simbol karakter diri. Pilihan ini adalah sepenuhnya hak pribadi, tetapi tak ada salahnya memahami juga risikonya.
Tato bisa menyebabkan infeksi kulit atau komplikasi lain. Lebih spesifik lagi, inilah risiko tato:
* Alergi
Tato berwarna, terutama warna merah, bisa menyebabkan reaksi berupa alergi pada kulit. Efeknya, kulit akan terasa gatal pada bagian tubuh yang ditato. Alergi ini tak hanya muncul sesaat, tetapi bisa berlangsung bertahun-tahun setelah Anda menato tubuh.
* Infeksi
Tato bisa menimbulkan infeksi karena bakteri. Tandanya, kulit memerah, bengkak, sakit, dan bernanah.
* Masalah kulit lain
Benjolan pada kulit di sekitar area yang ditato, atau disebut granulomas, menjadi masalah lain yang ditimbulkan dari menato tubuh. Tato juga bisa mendorong pertumbuhan keloid atau jaringan kulit tambahan yang tumbuh di bekas luka.
* Penyakit yang dibawa dari darah
Saat menato, pastikan alat yang digunakan steril dan higienis. Risiko yang bisa muncul saat menato tubuh adalah jarum terkontaminasi dengan darah yang terinfeksi penyakit, seperti hepatitis B, hepatitis C, tetanus, dan HIV.
* Komplikasi MRI
Tato bisa menyebabkan bengkak atau kulit terbakar saat si pemilik tato menjalani pemeriksaan magnetic resonance imaging (MRI). MRI menggunakan medan magnetik kuat dengan teknologi terkomputerisasi untuk menghasilkan gambaran detail dari organ dan jaringan lunak dalam tubuh lainnya. Tato permanen pada tubuh bisa memengaruhi gambar hasil pemeriksaan MRI ini.
Semua masalah kulit atau penyakit karena tato bisa diatasi dengan perawatan dan pengobatan khusus. Bahkan, dalam sejumlah kasus, tato harus dihilangkan jika ingin mengatasi masalah yang mengganggu kesehatan ini.
0 komentar:
Posting Komentar