Liga Primer Indonesia (LPI) santai menanggapi aksi sejumlah pengunjuk rasa yang menolak bergulirnya liga tersebut. Namun, LPI menegaskan tidak akan mundur karena kompetisi ini merupakan amanat dari Kongres Sepak Bola Nasional (KSN).
Beberapa elemen suporter yang mengatasnamakan diri Komunitas Suporter Indonesia (KOMISBER) dan Suporter Nasional Sepak Bola Indonesia (SNSI) menggelar unjuk rasa di bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Jumat (7/1/2011). Mereka mendukung penolakan LPI oleh PSSI dan meminta agar LPI dibubarkan karena dinilai kompetisi tersebut sebagai upaya pelemahan PSSI.
Mereka membawa spanduk besar bertuliskan "Demi kemajuan dan kejayaan sepakbola nasional, maju terus PSSI jangan patah semangat". Para pengunjuk rasa juga, "PSSI tunggal, LPI bubarkan!".
Dalam pernyataan sikap yang diberikan kepada media massa, KOMISBER menuntut agar LPI yang akan digelar di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (8/1/2011) besok, dibubarkan. Menurut mereka, jika Arifin Panigoro ingin memajukan persepakbolaan nasional, seharusnya Arifin bekerja sama dengan PSSI, bukan malah membuat liga tandingan.
Terkait hal ini, Juru Bicara LPI Abi Hasantoso menilai wajar bila ada aksi-aksi penolakan terhadap LPI. "Enggak masalah. Demonstrasi kan bagian dari demokrasi dan dilindungi undang-undang. Kami menghormatinya," kata Abi saat dihubungi Kompas.com, Jumat siang.
Meskipun demikian, Abi menegaskan, LPI tidak akan pernah mundur sedikit pun. Menurutnya, LPI merupakan liga reformasi yang membawa pembaruan pada liga sebelumnya. "LPI juga disiapkan secara serius karena liga ini merupakan amanat KSN," beber Abi.
0 komentar:
Posting Komentar