Rencana penggusuran Stadion Lebak Bulus dikhawatirkan akan menggangu jadwal pertandingan Liga Primer Indonesia (LPI) yang mulai digelar hari Minggu (13/2/2011) ini hingga bulan Oktober nanti. Pasalnya, stadion berkapasitas 15.000 penonton tersebut akan menjadi stadion kandang bagi klub Jakarta 1928, yang turut serta dalam kompetisi LPI. "Mungkin saja ini terganggu kalau seandainya harus digusur tapi kami masih belum dapat kabar pasti," ucap Seksi Pelayanan Stadion Lebak Bulus, Muhammad Tatang Muchtar, Jumat (11/2/2011), saat dijumpai di kantornya. Klub Jakarta 1928 untuk pertama kalinya akan menggunakan Stadion Lebak Bulus pada hari Minggu (13/2/2011). Klub tersebut pun sudah memesan waktu untuk berlaga di Stadion Lebak Bulus sebanyak 12 kali hingga bulan Oktober 2011 dalam putaran kompetisi LPI. Selain Jakarta 1928, Stadion Lebak Bulus juga menjadi tempat bagi Sekolah Sepak Bola Union Football Camp (UFC), yang merupakan turunan dari sebuah klub sepak bola tua Union Makes Strength (UMS), serta Sekolah Sepak Bola Villa 2000. "Masih banyak juga komunitas-komunitas, sampai pelajar yang pakai tempat ini," ungkap Tatang. Dengan banyaknya kelompok masyarakat yang memanfaatkan stadion tersebut, tak pelak pemasukan stadion Lebak Bulus pun mencapai miliaran. Kepala Unit Pengelola Stadion Lebak Bulus, Sri Wigiati, menuturkan dalam setahun pemasukan yang diperoleh stadion Lebak Bulus mencapai Rp 2 miliar. Jumlah tersebut didapat dari perolehan uang sewa dan tiket. Adapun, stadion Lebak Bulus akan segera digusur tahun 2011 ini untuk dialihfungsikan menjadi depo Mass Rapid Transit (MRT). Tidak hanya stadion, nasib Terminal Lebak Bulus juga akan terkena proyek pembebasan lahan untuk pembangunan MRT koridor Selatan-Utara tahap I dengan rute Lebak Bulus-Bundaran HI sepanjang sepanjang 15,2 kilometer dengan 13 stasiun (7 stasiun layang dan 6 stasiun bawah tanah). Pemprov menargetkan MRT mulai beroperasi pada akhir 2016.
0 komentar:
Posting Komentar