Harga emas mencetak rekor untuk kesembilan kalinya dalam bulan ini seiring melemahnya dollar AS. Pelemahan dollar telah memicu permintaan investasi logam mulia sebagai aset alternatif. Perak pun mencapai rekor 45 dollar AS per troy ounce untuk pertama kalinya sejak 1980.
Emas sempat menyentuh level 1.506,50 dollar AS per troy ounce di New York seiring tergelincirnya dollar AS sebesar 1 persen terhadap enam mata uang utama dunia. Ini level terendahnya selama 16 bulan. Melemahnya dollar AS setelah Standard & Poor's merevisi proyeksi utang jangka panjang AS menjadi negatif. Departemen Keuangan AS memproyeksi utang pemerintah akan mencapai 14,3 triliun dollar AS hingga 16 Mei dan kehabisan pilihan untuk menghindari default awal Juli.
Kontrak emas untuk pengiriman Juni naik 0,3 persen ke level 1.498,90 dollar AS per troy ounce pada pukul 01.37 di Comex, New York. Sementara, emas untuk pengiriman segera di London naik 0,6 persen mencapai rekor 1.506,03 dollar AS per troy ounce.
Analis senior di Kingsview Financial, Zeman, menilai, pernyataan S&P itu seperti kian menekan ketika pasar sudah melemah. Dollar kehilangan statusnya sebagai investasi utama dan emas menggantikan tempatnya. "Angka dari Departemen Keuangan AS menunjukkan utang tidak dapat dilunasi tanpa melemahkan dollar sehingga memunculkan ide investor untuk mengoleksi emas," kata Zeman.
Laju harga emas juga didukung permintaan untuk lindung nilai terhadap inflasi. The Thomson Reuters/Jefferies CRB menunjukkan indeks dari 19 komoditas naik 1,7 persen. Ini menunjukkan ekspektasi inflasi AS mendekati level tertinggi sejak 2008.
"Kekhawatiran inflasi, pelemahan mata uang, utang di kawasan Eropa, serta kerusuhan di Timur Tengah dan Afrika Utara terus memicu permintaan investasi dalam bentuk emas," kata analis TheBullionDesk.com, James Moore, di London.
0 komentar:
Posting Komentar