JAKARTA, Berita Uptodate - PT Pertamina (Persero) dan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) sepakat bersinergi dalam membangun infrastruktur gas di Kawasan Indonesia bagian timur. Hal ini diharapkan dapat menghemat biaya pokok produksi listrik pembangkit-pembangkit PLN di kawasan itu.
Terkait hal itu, manajemen Pertamina dan PLN menandatangani nota kesepahaman proyek pengembangan sistem transportasi dan terminal penerima gas alam cair (LNG) di Kawasan Timur Indonesia dan Revitalisasi Industri Aceh, pada Kamis (27/10/2011), di Kantor Pusat PLN, Jakarta.
Nota kesepahaman itu terdiri dari Pokok - Pokok Perjanjian Jual Beli Gas Bumi Hasil Proses Regasifikasi LNG untuk Pembangkit Listrik Di Kawasan Timur Indonesia Antara PT Pertagas Niaga dan PT PLN, Penjanjian Usaha Patungan antara PT Pertamina Gas dan PT Indonesia Power.
Penandatanganan MoU proyek LNG KTI tersebut dilakukan oleh Direktur Energi Primer PLN Nur Pamudji, Direktur Utama PERTAGAS Gunung Sardjono Hadi, Direktur Utama PT Pertagas Niaga Harjana Kodiyat, dan Direktur Produksi Indonesia Power (IP) Mustiko Bawono.
Acara ini disaksikan Direktur Jenderal Kelistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Yarman. Perjanjian proyek LNG KTI ini menyepakati bahwa jual beli gas pada proyek ini akan dilakukan antara PT Pertagas Niaga dengan PLN. Sementara pihak yang bertanggung jawab untuk trasnportasi dan meregasifikasikan LNG adalah perusahaan joint venture yang dibentuk antara PERTAGAS dengan IP.
Menurut Gunung, ada 11lokasi proyek yang akan dikembangkan untuk menerima pasokan gas hasil regasifikasi LNG mulai kuartal ketiga tahun 2013. Sebelas lokasi itu antara lain Bontang, Samarinda (Tanjung Batu dan Samberah), Batakan, Balikpapan, Pesanggaran, Tello, Jeneponto, Pomala, Minahasa, dan Halmahera.
Untuk memasok ke 11 lokasi tersebut, perlu pasokan LNG sekitar 0,93 juta ton per-tahun selama 10 tahun, dengan pilihan moda transportasi LNG yang paling ekonomis, dan disesuaikan dengan scenario pasokan ke masing-masing lokasi.
Kebutuhan gas Indonesia diperkirakan akan meningkat dua kali lipat pada tahun 2020 dengan pertumbuhan sekitar 6-8 persen per tahun yang didorong oleh kebutuhan di sektor listrik, industri dan pupuk.
Kedepan, sinergi PLN dan Pertamina diharapkan dapat terus mendukung penggunaan sumber energi yang lebih efisien, bersih, dan ramah lingkungan, penurunan subsidi bahan bakar. Hal ini sejalan dengan kebijakan bauran energi pemerintah yaitu meningkatkan konsumsi gas bumi hingga 30 persen di tahun 2025.
0 komentar:
Posting Komentar