Minggu, 31 Oktober 2010
Pengungsi Merapi Terjangkit Penyakit Pernapasan
Membludaknya jumlah pengungsi dari Dusun Ngandong dan Tritis menyebabkan fasilitas barak tidak mampu memenuhi kebutuhan mereka di Barak Girikerto Turi, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, sepenuhnya. Alhasil, para pengungsi saat ini mulai mengeluh sulit tidur lantaran minimnya ketersedian peralatan tidur.
Hal itu terjadi karena sedikitnya ada sekitar 2.000 jiwa tinggal di barak pengungsian di Kantor Desa Girikerto dan Sekolah Menengah Pertaama Negeri 3 Kecamatan Turi, Sleman. Sedangkan fasilitas barak yang ada tidak sebanding dengan jumlah pengungsi. Selain harus tidur secara berkelompok, udara di barak pengungsian tersebut sangat dingin.
Minimnya ketersediaan peralatan tidur seperti kasur, bantal, serta selimut membuat para pengungsi sudah banyak terserang penyakit seperti infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). Menurut pengakuan salah seorang pengungsi ibu Minarjo, sudah beberapa hari ini ia tidak bisa tidur karena ia harus tidur dengan alas tikar saja, sedangkan udara di dalam barak tersebut sangat dingin jika tidak diberi alas seperti kasur.
Sementara itu ketersediaan selimut sangat minim jumlahnya yakni kurang dari seribu lembar. Praktis, mereka harus tidur berkelompok dari empat orang hingga lima orang di satu kasur.
Mereka berharap supaya pemerintah daerah dan pusat mendengarkan keluhan para pengungsi ini, selain itu mereka juga berdoa supaya bencana letusan Gunung Merapi segera usai sehingga mereka dapat mencari nafkah seperti biasanya.
0 komentar:
Posting Komentar