Kerusakan hebat akibat semburan awan panas dari puncak Gunung Merapi terlihat di Dusun Banjarsari, Desa Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Senin (8/11/2010) pagi. Padahal, jarak dusun itu dengan puncak Merapi relatif jauh, yakni sekitar 10 kilometer.
Kerusakan dusun itu lantaran posisi dusun dekat dengan Kali Gendol, tempat aliran awan panas. Kini, kali dengan kedalaman sekitar 25 meter itu telah sejajar dengan di perkampungan, terisi material debu vulkanik. "Lihat, itu dalamnya 25 meter. Sekarang sudah sejajar," kata Sunaryo (48), salah satu warga sekitar.
Kali itu tak sanggup lagi menampung aliran awan panas yang terus menyembur. Akibatnya, semburan meluap dan menghancurkan dusun-dusun di sekitar. Kerusakan akan makin melebar jika angin bertiup membawa awan panas.
Pantauan Kompas.com, rumah-rumah hancur, pohon tumbang dan masih terbakar, serta tumpukan debu yang masih panas di sepanjang Dusun Banjarsari. Di dusun itu, setidaknya masih ada empat jenazah yang belum dapat dievakuasi lantaran situasi yang tidak memungkinkan.
Satu jenazah berhasil dievakuasi oleh tim gabungan dari Kopassus, PMI, dan relawan PKPU pagi ini. Jenazah pria dengan kondisi yang mengenaskan ditemukan di dalam rumah.
Hingga hari ini tak ada aktivitas warga di sekitar radius 20 kilometer dari puncak Merapi pascaletusan hebat Jumat pekan lalu. Seperti di Pasar Butuh di perbatasan antara Sleman, Yogyakarta dan Klaten, Jawa Tengah. Kamis pekan lalu, aktivitas jual beli masih terjadi. Hari ini, pasar itu tutup.
.jpg)
0 komentar:
Posting Komentar