Beberapa hari terakhir masyarakat Kotabaru, Kalimantan Selatan, resah karena premium di sejumlah daerah mulai langka dan, jikapun ada, harganya mencapai Rp 15.000 per liter.
Seorang warga Jalan Suryaganggawangsa Kotabaru, Sutomo, Jumat (10/12/2010), mengatakan tidak dapat mengoperasikan kendaraannya karena tidak ada kios yang menjual premium.
"Jika ada kios yang menjual premium, harganya mencapai Rp 15.000 per liter," katanya.
"Meski harganya lebih dari itu, masyarakat tetap saja akan membeli, yang penting barangnya ada," tambah guru SDN Sungai Pasir itu.
Namun sayang, beberapa hari terakhir kios-kios yang biasanya menjual premium kini tidak lagi berjualan karena mereka tidak diperbolehkan membeli premium dengan menggunakan jeriken.
Menurut warga Kotabaru, Mariono, akibat pengecer tidak diperbolehkan membeli bensin di stasiun pengisian bahan bakar untuk umum (SPBU) dengan menggunakan jeriken tersebut, tidak ada kios yang menjual besin di pinggir-pinggir jalan.
"Jika ada kios yang menjual, mereka mendapatkan dari pelangsir yang antre dengan kendaraan, lalu disedot dan dijual," terangnya.
Warga Kelumpang Selatan, Rahim, menambahkan, mereka terpaksa berjalan kaki, tetapi sebagian menggunakan sepeda ontel untuk berangkat kerja di perkebunan kelapa sawit dan aktivitas lainnya.
Hal yang sama juga dialami oleh masyarakat di beberapa daerah kecamatan di Kotabaru.
Bahkan untuk menyiasatinya, sebagian warga terpaksa antre premium dengan menggunakan kendaraan roda dua di SPBU.
Sesampai di rumah atau di tempat sunyi, tangki kendaraan yang telah berisi premium sekitar 4 liter itu disedot untuk disimpan, bahkan dijual dengan harga yang telah disepakati kedua belah pihak.
Selanjutnya mereka kembali antre ke SPBU lain agar tidak ketahuan oleh petugas SPBU.
Pantauan di lapangan, sejak pukul 06.00 Wita, sejumlah SPBU di Kotabaru telah dipadati kendaraan roda empat dan roda dua yang antre premium.
Di antara antrean panjang tersebut, tidak tampak warga yang antre bensin dengan menggunakan jeriken karena petugas SPBU tidak lagi melayani pembelian premium dengan jeriken.
Hal itu yang menyebabkan masyarakat kesulitan untuk mendapatkan premium di tempat pengecer sehingga harganya mencapai Rp 15.000 per liter.
Rata-rata mereka baru mendapatkan premium setelah mengantre selama dua sampai tiga jam.
Kepala Depo Pertamina Kotabaru Imam Hardjito hingga saat ini belum berhasil dikonfirmasi terkait pembatasan pembelian premium bagi pengecer yang menggunakan jeriken.
0 komentar:
Posting Komentar