Industri gula nasional tidak berkembang optimal karena masih banyaknya pabrik gula yang dikelola Badan Usaha Milik Negara. Sudah saatnya swasta lebih banyak dilibatkan dalam mendongkrak produksi dan kualitas gula kristal putih.
Guru Besar Ekonomi Institut Pertanian Bogor Hermanto Siregar, Minggu (9/1/2011) di Jakarta menyatakan, dalam pengembangan industri gula nasional kepentingan produsen memang harus mendapatkan prioritas dari pada konsumen.
Meski menjadi prioritas, bukan berarti kualitas gula dan kepentingan konsumen diabaikan. Karena itu Hermanto mendorong perlunya lebih banyak lagi swasta yang masuk ke industri gula.
"Dengan makin banyak swasta masuk, persaingan akan semakin ketat baik kualitas yang meningkat maupun harga yang makin kompetitif. Tidak seperti sekarang pabrik gula banyak dikuasai perusahaan gula BUMN," katanya.
Perusahaan-perusahaan gula swasta di Lampung ternyata berkembang pesat. Keuntungan mereka juga besar. Yang mereka perlukan hanyalah kepastian ketersediaan lahan untuk produksi. Saat ini impor gula nasional mencapai 50 persen.
0 komentar:
Posting Komentar