Banyaknya dugaan manipulasi tes penerimaan calon pegawai negeri sipil daerah (CPNSD) di Lampung mengindikasikan keterlibatan panitia di daerah.
Direktur Pusat Studi Strategi dan Kebijakan (Pussbik) Lampung Aryanto menjelaskan kecurangan yang banyak dilaporkan adalah munculnya nomor peserta siluman yang dinyatakan lulus tes. Padahal, peserta tersebut tidak ikut tes atau hanya mengisi sebagian dari lembar jawab komputer (LJK). "Pihak yang paling mungkin berbuat curang adalah panitia daerah. Mereka bisa menyisipkan LJK yang sudah diisi," kata Aryanto, Selasa (4-1).
Penggantian, kata dia, bisa dilakukan sesaat setelah tes atau saat LJK akan dibawa ke Gedung Pusiban. "Dari kasus yang dilaporkan, ya menurut saya ada keterlibatan oknum panitia di daerah. Ini tidak bisa didiamkan. Harus ditindaklanjuti," kata dia.
Hal senada dikatakan Koordinator Tim Advokasi Pengawalan (TAP) BEM Unila Recky Chandra. Namun, Recky menengarai peluang kecurangan terbesar terjadi di Pusiban. Yakni saat seluruh LJK dikumpulkan dan siap dibawa ke Universitas Indonesia. Di Pusiban itulah, katanya, banyak berkas yang tidak tersegel dan banyak orang yang tidak berkepentingan keluar-masuk gedung. "Kalau ada yang mau menyelipkan LJK siluman atau mengganti dengan LJK yang disiapkan oknum itu, ya sangat mungkin dilakukan," ujarnya.
Aryanto menambahkan kalau panitia merasa tidak curang pada penerimaan CPNSD, seharusnya panitia melalui pemerintah daerah berani membentuk tim independen beranggotakan DPRD, polisi, mahasiswa, dan lembaga nonpemerintah. Tim inilah yang akan membuktikan ada atau tidaknya kecurangan. "Kalau hasilnya tidak ada kecurangan, citra panitia penyelenggara akan pulih," kata Aryanto.
Cek Ijazah
Di Gunungsugih, Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Lampung Tengah masih mengecek keaslian ijazah peserta yang dinyatakan lulus ke perguruan tinggi asalnya. "Jika peserta menggunakan ijazah palsu atau belum lulus, akan digugurkan," kata Kepala BKD Lamteng Husein Brenhard kemarin.
Menurut dia, pihaknya sudah meneliti berkas dan tidak ada kejanggalan saat memasukkan berkas pendaftaran. Di antara peserta tes yang lulus adalah GK, dengan nomor tes 108180044 yang tercatat lahir pada 25 Januari 1990 dan meraih sarjana. Husein berjanji mengecek ke Unila.
Untuk ketiga nama yang disebut-sebut janggal, BKD sudah menghubungi ketiganya. "Mereka sudah ditelepon dan siap untuk dicek ulang," kata Husein.
Sementara itu, Sekretaris BKD Metro Eni Endarti menjelaskan CPNSD atas nama Rezki Agung Hakiki dengan nomor tes 038340020 tidak masuk daftar peserta di media massa. Menurut dia, itu hanya masalah teknis karena bahan pengumuman yang diberikan ke media massa berupa softcopy dari peserta nomor tes 038340001 sampai 038340019 dan laporannya belum diubah. "Ini hanya kesalahan entri data," ujar Eni
Menurut Eni, pemberitaan media massa tidak salah karena berdasar SK Wali Kota Metro, peserta untuk formasi pengawas tata bangunan dan perumahan ada 19 orang. "BKD Metro sekadar memberikan keterangan untuk melengkapi informasi yang diberitakan ke media massa, bahwa peserta sebenarnya yang terdaftar 20 orang," ujarnya.
Di tempat terpisah, Kepala BKD Mesuji Hopzen kemarin menjawab pengaduan peserta tes, Devi Woro Sudiati. Devi mengungkapkan banyak kejanggalan tes CPNSD, salah satunya ada peserta yang mengisi LJK sedikit tapi lulus.
Hopzen menjelaskan pihak BKD tidak mengetahui pasti ihwal pengisian LJK karena dalam di tiap ruangan tes sudah ada pengawas. "Begitu selesai, LJK langsung dikumpulkan dan disegel untuk langsung dibawa ke Jakarta," ujarnya.
0 komentar:
Posting Komentar