Sejumlah informasi menyebutkan, bra kawat dapat menyebabkan kanker payudara. Namun, pakar bedah onkologi dr. Samuel J Haryono, SpB (K) Onk. menyebutkan bra kawat yang menyebabkan membuat payudara seperti diremas (squeezing) yang berpotensi besar menyebabkan kanker payudara.
“Saya bilang sepanjang itu tidak squeezing, tidak meremas, seperti jeruk itu lho diperas, itu tidak apa-apa. Squeezing itu merusak arsitektur payudara. Jadi pengapuran dan sebagainya, bisa itu memicu (kanker),” katanya di sela gathering penderita dan mantan penderita kanker di Jalan Imam Bonjol, Jakarta Sabtu (8/1/2011).
Menurut dr. Samuel, informasi mengenai bahaya bra kawat kepada masyarakat selama ini kurang lengkap. Pasalnya, bra kawat yang sering dipakai wanita untuk menyangga bentuk payudaranya sendiri tidak sebahaya itu.
Informasi yang kurang tepat, lanjutnya, bisa menimbulkan ketakutan berlebihan di tengah masyarakat.
Selain itu, dr. Samuel mengatakan bahwa kanker payudara bisa dicegah melalui edukasi dan sosialisasi semasif mungkin kepada para wanita.
Hal ini dibenarkan oleh Ami, seorang guru yang tinggal di kawasan Bekasi. Ami akhirnya memeriksakan diri ke dokter setelah mengikuti penyuluhan kanker di sekolah tempatnya mengajar.
“Awalnya saya kan periksa di bagian-bagian samping payudara saja. Enggak detil. Setelah penyuluhan itu, saya raba bagian lainnya, eh akhirnya ketemu ada benjolan aneh,” ungkapnya sambil menunjuk sebelah dalam payudara kanannya.
Setelah itu, Ami ditemani suaminya mulai rajin ke dokter hingga dianjurkan untuk biopsi dan mengangkat sel kankernya. Pada operasi pertama, tim dokter hanya mengangkat kelenjar limfoma saja. Namuan, setelah beberapa bulan, dirinya menjumpai benjolan serupa yang tak jauh dari tempat semula. Kontan dirinya kembali lagi ke dokter. Kali ini dirinya memutuskan pergi ke RSCM. Barulah setelah itu, sel kankernya diangkat. Total, Ami mengalami dua kali operasi dan enam kali kemoterapi.
“Minggu lalu saya check-up, alhamdulilah sudah bersih. Tapi sekarang saya tetap jaga pola makan saya, enggak pernah jajan-jajan lagi di luar. Gorengan, bakso yang (pakai) micin-micin (penyedap rasa) dikurangi,” tandasnya.
0 komentar:
Posting Komentar