English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
by : Singo
SELAMAT TEKA NANG BLOG BERITA UPTODATE, SEMOGA INFO KARO BERITANE BISA NAMBAH WAWASAN KOE2 PADA

Sabtu, 26 Februari 2011

Kasus Kanker Payudara di Pulau Flores Lebih Banyak

Kasus kanker payudara di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur dari segi jumlah memang terkesan tidak menonjol dibandingkan dengan jenis penyakit lainnya seperti malaria atau diare. Namun diduga kuat penyakit mematikan ini faktanya lebih banyak daripada yang tercatat di atas kertas, karena tidak terpantau dengan baik. Ditengarai penyebaran penyakit ini di Flores bagai fenomena gunung es.  
"Selama saya bertugas di Ende belum pernah menangani pasien kanker payudara. S ecara umum memang penyakit ini kurang menonjol di kawasan Flores, tapi bukan tidak mungkin di lapangan sebenarnya ada kasus lebih banyak lagi seperti fenomena gunung es. Karena dimungkinkan dengan adanya penilai an masyarakat bahwa penyakit ini tabu atau aib bagi keluarga, sehingga masyarakat malu memeriksakan diri ke dokter atau rumah sakit, dan penderita lebih cenderung melakukan peng obatan alternatif (nonmedis)," kata dokter spesialis bedah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ende, Beren Sembiring, Jumat (25/2/2011), di Ende, Flores .
Beren baru bertugas di RSUD Ende Januari 2011 lalu, yang sebelumnya selama lebih kurang 1,5 tahun yang bersangkutan bertugas di Pangkal Pinang, Bangka Belitung (Babel). Beren mengaku, jika dibandingkan ketika dirinya bertugas di Pangkal Pinang kasus kanker payudara relatif lebih banyak di sana karena dia sering melakukan pembedahan. Sementara berdasarkan catatan medik RSUD Ende, tahun 2010 tercatat 14 kasus kanker payudara, dan 3 kasus di antaranya pasien meninggal.
Sedangkan berdasarkan data yang dirilis International Agency for Research on Cancer, salah satu lembaga di bawah Badan Kesehatan Dunia PBB, penderita kanker dunia mencapai 12,7 juta orang tahun 2008, dan mengakibatkan kematian 7,6 juta penderita. Pada tahun 2030 diramalkan akan ada 21,4 juta kasus kanker baru dengan 13,2 juta kematian (Kompas, 31/08/2010).  
Penderita kanker terbanyak di dunia adalah kanker paru-paru (12,7 persen), kanker payudara (10,9 persen), dan kanker usus besar (9,7 persen). Sebanyak 58 persen kasus kanker terjadi di negara miskin dan berkembang serta kematian mencapai 63 persen.  
Jika dilihat berdasarkan jenis kelamin, berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), di antara kaum pria, kematian tertinggi terjadi pada penderita kanker paru-paru, perut, hati, dan usus besar. Adapun di kalangan perempuan yakni kanker payudara, paru- paru, perut, usus besar, dan rahim.   
Beren juga mengemukakan, mengacu hasil sejumlah penelitian, penyebab kanker sampai saat ini belum diketahui secara pasti, dan diduga kuat sebagaimana kanker payudara pemicunya adalah penderita yang sering mengonsumsi makanan cepat saji , makanan berlemak, pasien yang sebelumnya telah mengidap tumor lain, usia di atas 35 tahun, dan pasien yang memiliki ri wayat keluarga yang mender ita kanker payudara (faktor genetik).
Selain itu juga penyakit ini berpotensi tinggi dialami mereka yang mengalami menst ruasi lebih cepat (usia lebih dini), mereka yang terlambat mempunyai anak (usia lebih dari 35 tahun), mereka yang menikah tapi tidak memiliki anak, dan kaum hawa yang tidak menikah.
Beren berpendapat, dugaan kuat di Flores banyak kasus kanker payudara tapi tak banyak yang terpantau antara lain adanya biarawati atau suster di lingkungan gereja Katolik yang tidak menikah, juga kemungkinan banyaknya kasus perempuan tidak menikah di Flores (perawan tua) lantaran beratnya syarat secara adat yang mesti dipenuhi calon mempelai laki-laki. Meski untuk memastika n hal itu diperlukan penelitian yang mendalam.
Berdasarkan data Buku Petunjuk Gereja Katolik Indonesia 2009 yang diterbitkan oleh Departemen Dokumentasi dan Penerangan Konferensi Waligereja Indonesia , di lingkungan gereja Katolik regio nusa tenggara (Bali, Nusa Tenggara B arat, dan NTT) tercatat suster yang melayani di wilayah ini sebanyak 1.447 orang.
Dari jumlah itu untuk wilayah Keuskupan Denpasar (B ali dan NTB) hanya 88 suster (sekitar 6 persen), sedangkan sebagian besar, yakni 1.359 orang melayani di wil ayah NTT, yang terbagi di Flores sebanyak 936 suster (64,68 persen), Pulau Timor dan Sumba sebanyak 423 suster (29,23 persen).  

Ujung tombak  
"Selaku ujung tombak, para perawat dan bidan di puskesmas atau desa-desa perlu berperan aktif melakukan sosialisasi , dan jika ditemukan pasien dengan gejala kanker payudara secepatnya dirujuk ke rumah sakit supaya lebih dini dideteksi. Sebab kanker payudara kalau sudah masuk stad ium III ke atas akan sulit diatasi, malah kalau dioperasi pertumbuhan kanker itu cenderung makin cepat karena sudah mengakar luas, dan prognosisnya (prediksi atau masa depan pascapenyembuhan) juga kurang baik," ujar Beren.
Dokter spesialis bedah RSUD Ende itu menyarankan, sebagaimana petunjuk praktis kesehatan, untuk deteksi kanker payudara dapat dilakukan dengan pemeriksaan payudara sendiri (sadari) sebelum dan sesudah mandi. Apabila ditemukan benjolan yang tidak terasa sakit waktu diraba/ ditekan, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter atau rumah sakit.  
"Banyak mengom sumsi sayur-say uran dan makanan dengan kandungan vitamin C, A dan E juga sangat baik untuk mengurangi risiko kanker," kata Beren.
Secara terpisah Kepala Puskesmas Rukunlima Ende, Nining AJ mengemukakan, puskesmas di wilay ahnya banyak menangani kasus tumor jinak.  
"Tahun ini ada dua pasien saya (dalam praktik pribadi) yang menderita kanker payudara, tapi waktu dirujuk ke rumah sakit mereka lebih memilih melakukan pengobatan alternatif dengan alasan selain pertimbangan ekonomi, juga mereka takut kalau dioperasi malah mengakibatkan kematian. Tahun 2007 juga ada seorang pasien kanker payudara, tapi yang bersangkutan lebih memilih dengan pengobatan ke dukun hingga meninggal," kata Nining.
Padahal kalau pasien kanker payudara dalam stadium dini segera dioperasi, ujar Nining lebih lanjut, ada manfaat yang bisa diperoleh, sebab pihak RSUD Ende akan mengirimkan sampel jaringan pasien ke rumah sakit yang memiliki fasilitas laboratorium patologi anatomi guna mengetahui apakah itu tumor jinak atau ganas, sehingga penyakit itu dapat terpantau dengan baik, dan ditangani secara tuntas.
Selain itu, dokter spesialis penyakit dalam RSUD TC Hillers, Asep Purnama di Maumere mengatakan, dirinya juga pernah menerima pasien kanker payudara, walau jumlahnya tidak banyak.
"Di antaranya ada kalangan suster, yang kemudian dirujuk berobat ke Jakarta. Tapi sekitar dua bulan lalu meninggal," kata Asep Purnama.
Direktur RSUD Ruteng Dupe Nababan yang ketika dihubungi sedang dalam perjalanan dari Jaka rta ke Ruteng, Kabupaten Manggarai itu mengemukakan, kasus kanker payudara tidak di catat secara detail oleh pihak rumah sakit setempat.  
"Karena kasusnya memang jarang, dan yang dicatat dalam klasifikasi tumor, sehingga untuk kanker payudara perlu dirinci lagi. Tapi tahun 2008 dan 2010 pernah ada pasien yang meninggal, saya tahu karena pasien adalah pegawai rumah sakit (RSUD Ruteng)," kata Dupe Nababan.
www.tips-fb.com

0 komentar:

Posting Komentar

Free Download Film Panas

 
Pantau Jalur Mudik Lebaran paling Update di sini