Kamis, 11 November 2010
Pendidikan Berkualitas di Negeri Ini Masih Butuh Pengorbanan yang Tinggi
Mendapatkan pendidikan berkualitas di negeri ini masih merupakan impian yang harus dikejar oleh remaja-remaja Indonesia dengan pengorbanan yang tinggi.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010 memaparkan lebih dari 31 juta penduduk Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan, di sisi lain berdasar data Kementrian Pendidikan Nasional sekitar 1.5 juta remaja Indonesia terpaksa putus sekolah setiap tahunnya.
Kondisi nyata itulah yang digambarkan dalam Mengejar Impian, sebuah film dokumenter karya sutradara Nia Dinata. Film yang diproduksi atas kerjasama antara Putera Sampoerna Foundation dan Kalyana Shira Foundation ini sarat akan nilai-nilai perjuangan, kegigihan, serta pengorbanan remaja Indonesia dalam upaya meraih mimpi mendapatkan pendidikan berkualitas di negeri ini.
Mengejar Impian mengangkat kisah nyata lima remaja Indonesia, yaitu Aang Kunaifi, Cahya Nur Aisah, Octika Adinda Putri, Praptaning Budi Utami dan Rahmatillah.
Dikisahkan, selain memiliki banyak kesamaan, yakni sama-sama cerdas dan berprestasi, kelima remaja tersebut juga berasal dari keluarga prasejahtera, sehingga sama-sama harus berjuang keras untuk bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA.
"Bagi kelima remaja ini, dapat duduk di bangku SMA merupakan sebuah impian yang hanya bisa menjadi nyata bilamana mereka mendapatkan beasiswa," ujar Nia Dinata saat menghadiri pemutaran perdana film tersebut, Selasa (9/11/2010), di Jakarta.
"Ini perjalanan mengharukan dan saya berkesempatan mengenal kelima remaja Indonesia yang dengan gigih dan penuh keyakinan melewati berbagai rintangan dalam memperjuangkan masa depannya," tambahnya.
Nenny Soemawinata, Managing Director Putera Sampoerna Foundation dan Produser Film Mengejar Impian menuturkan, memilih film dokumenter setelah melihat sulitnya keseharian anak-anak prasejahtera mendapatkan pendidikan yang baik.
Pendidikan berkualitas bagi mereka adalah perjuangan. "Contoh, saat akan di-interview di SMAN 10 Malang-Sampoerna Academy, ada 3.015 siswa dan yang diterima hanya 150 siswa. Buat mereka, seleksi ini sebuah perjuangan, mau mengikuti interview juga tidak mudah, ada yang menempuh perjalanan 4-10 jam dengan berjalan kaki, naik kapal, dan lain-lain," ujar Nenny.
Dia menambahkan, film Mengejar Impian merupakan potret kerasnya kehidupan yang harus dilalui oleh remaja Indonesia, untuk bertahan di bangku sekolah. Aang, Cahya, Nuning, Tika, dan Rahmatillah hanyalah lima dari puluhan juta remaja Indonesia yang harus menggantungkan nasib pendidikannya pada beasiswa.
Rencananya dalam waktu dekat film tersebut akan diputar di 7 kota seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Malang dan di beberapa universitas dan sekolah.
0 komentar:
Posting Komentar