Kepastian soal Pembatasan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi masih simpang siur. Semula dikatakan akan diberlakukan Januari 2011, lantas katanya mundur jadi Juni. Eh, maju lagi Maret 2011. Yang jelas, kebijakan itu bisa mendorong pergeseran konsumen otomotif di Indonesia. Terutama bagi pemilik mobil di segmen menengah bawah (low end) akan beralih ke sepeda motor.
Konsumen memilih sepeda motor sebagai transportasi harian dan mobil digunakan pada akhir pekan. Perubahan ini tentu akan menyuburkan pasar sepeda motor tahun depan.
"Selama sarana transportasi kita masih seperti ini, fenomena ini sangat mungkin terjadi tahun depan. Orang akan mencari alternatif transportasi yang lebih ekonomis," ujar Sigit Kumala Senior General Manager Sales Division PT Astra Honda Motor (AHM) kepada Kompas.com, Minggu (19/12/2010).
Sigit menilai, kenaikan harga operasional harian pengguna mobil terkerek hingga 50 persen jika melihat jurang harga antara premium (Rp4.500) dan pertamax (Rp7.200). Kalau tahun ini pasar sepeda motor bisa menembus 7,4 juta unit, maka tahun depan diprediksi bisa menyentuh 8,3-8,4 juta unit.
"Sebenarnya agak sulit memprediksi berapa jumlah peralihan akan tercipta nantinya. Cuma itu (8,4 juta unit) sepertinya sudah dengan peralihan mobil ke motor," jelas Sigit.
Johnny Darmawan, Presiden Direktur PT Toyota Astra Motor (TAM) menjelaskan, rencana pembatasan BBM bersubsidi akan berdampak pada mayoritas konsumen mobil low end seperti Toyota Avanza, Daihatsu Xenia dan Suzuki APV. "Segmen low end itu 50 persen dari total pasar mobil nasional tentu berpengaruh. Tapi, goncangan tak akan terlalu signifikan," jelas Johnny.
Johnny melanjutkan, beban biaya operasional yang lebih tinggi dengan pertamax justru akan memaksa masyarakat lebih bersikap hemat. "Tadinya yang suka berpergian jauh, akan lebih mempertimbangkan lagi. Ini hal bagus," tambah Johnny.
0 komentar:
Posting Komentar