SD Darmono, Presiden Direktur Jababeka |
Salah satu cara untuk meningkatkan kemakmuran rakyat di Indonesia dengan meningkatkan jumlah lapangan kerja. Lapangan kerja yang menyerap pekerja paling banyak dan paling cepat berasal dari kawasan industri.
Hal ini disampaikan oleh S.D Darmono, Presiden Direktur PT. Jababeka Tbk saat ditemui di kantornya, di Menara Batavia Jalan KH. Mas Mansyur, Jakarta, (Jumat, 1/4/2011). Menurut Darmono, sebenarnya Indonesia memiliki kekayaan terbesar adalah tanah. "Tanah luas di Indonesia kalau tidak digarap nilainya rendah. Sementara rakyatnya banyak yang tidak mendapat pekerjaan," ujarnya.
Darmono menambahkan, dengan luasan tanah yang tersebar di banyak pulau di Indonesia, sementara rakyat belum sejahtera, menimbulkan keprihatinan. "Jadi kami inginnya meningkatkan kemakmuran rakyat dengan meningkatkan jumlah lapangan kerja. Jumlah lapangan kerja paling cepat dan banyak dapat terserap dari kawasan industri," katanya.
Ayah tiga putra ini mencontohkan, misalnya untuk 1 hektar tanah pertanian, berapakah orang yang terserap untuk mengerjakan. Sekitar 2-4 orang akan terserap. Namun, 1 hektar untuk industri akan menyerap minimum 100 orang.
"Industri membuat orang bekerja dengan disiplin karena menggunakan teknologi. Dengan teknologi, rakyat menjadi tambah pintar. Penghasilan ada setiap bulannya," kata pendiri dan CEO PT. Jababeka Tbk ini.
Lalu, apakah industri meminggirkan pertanian? Darmono mengatakan dengan hadirnya industri, pertanian tidak terpinggirkan, tetapi pertanian diindustrialisasikan. "Pertanian diintensifikasikan dengan mesin-mesin. Tanpa punya kawasan industri, baik pertanian, perkebunan, atau perikanan tidak akan maju. Semua hasil alam diekspor, sementara rakyat tetap miskin. Kita harus gunakan teknologi untuk mengolah hasil alam sendiri," jelasnya.
Selain kawasan industri Jababeka di Cikarang, PT. Jababeka Tbk juga melakukan ekspansi dengan Jababeka Industrial Park di Cilegon. Kawasan industri seluas 1.000 hektar ini mulai dibangun 2011 ini. "Jababeka senangnya membeli tanah di luar Jakarta yang menganggur lalu dibangun kawasan industri. Rencananya kalau lancar kawasan industri Cilegon selesai 3 tahun lagi," katanya.
Untuk kawasan industri Jababeka di Cilegon, Darmono mengatakan pihaknya mengeluarkan capex Rp 60 Miliar. "Ini untuk pemasarannya saja, ya untuk menarik minat investor di Cilegon. Harus dibuat menarik agar investor tertarik. Kalau sudah banyak yang datang, tentunya biayanya lebih dari itu. Uang Rp 60 Miliar itu ibarat gadis yang tengah bersolek agar dilirik," ujarnya sembari tertawa.
0 komentar:
Posting Komentar