BANDAR LAMPUNG, Berita Uptodate-Provinsi Lampung terpilih menjadi tuan rumah penyelenggaraan TIME (Tourism Internasional Meeting Event). Acara bertaraf internasional ini adalah event pasar pariwisata internasional dimana para buyer bisa mengetahui paket pariwisata. Ini akan menjadi modal Lampung untuk mengenalkan pariwisatanya di dunia internasional.
“Acara ini akan diselenggarakan 12-14 Oktober mendatang,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Lampung Gatot Hadi Utomo, kemarin.
Gatot menjelaskan, penyelenggaraan acara ini tinggal 4 bulan saja. Meski dipepet waktu, Gatot menjamin penyelenggaraan ini berjalan matang.
“Persiapan sudah dilakukan sejak Maret lalu, tapi memang belum dipublikasikan. Kami bekerjasama dengan Event Organizer Vacto yang notabenenya sudah berpengalaman dalam bidang ini,” kata Gatot ditemui usai menggelar hearing dengan Komisi II DPRD Provinsi Lampung.
Gatot mengakui acara ini sempat tersandung masalah dana, untuk menentukan berapa jumlah yang bisa disharing dengan kementrian.
“Kesimpulannya baru ketemu bulan kemarin. Kita keluarkan dana Rp1 miliar dari APBD yang diajukan ke APBD Perubahan. Awalnya Kementrian tidak bantu tapi kita coba lobi hingga akhirnya berhasil,” lugasnya.
Selain menggunakan APBD, acara ini juga dibiayai menteri kebudayaan dan pariwsata sebesar Rp2 miliar. Bahkan menbudpar pula yang mempromosikan acara ini ke luar negri.
“Para buyer itu adalah para pelaku wisata, khususnya travel agent. Nanti kita sodorkan juga pelaku pariwisata kita seperti Arie Tour dan sebagainya. Ada 6 destinasi wisata yang akan kita tunjukkan kepada mereka, bahwa Lampung ada kelebihan yang ditonjolkan. Nanti kita satukan acaranya dengan Tour Krakatau. Jadi tidak memakan biaya yang banyak,” imbuhnya.
Terpisah, Ketua Komisi II DPRD Junaidi Auly mengaku sudah memanggil Disbudpar, PHRI, Biro Ekonomi hingga Dinas Bina Marga dan Dinas Perhubungan untuk mengevaluasi penyelenggaraan TIME ini.
“Ini event besar. Kemarin saja Nusa Tenggaran Barat (NTB) yang sudah dua kali menyelenggarakan masih minta ditunjuk lagi. Tapi Kembudpar memilih Lampung,” ceritanya.
“Kita undang Disbudpar, Biro Perekonomian untuk mengetahui sampai sejauh mana back up dari Pemprov Lampung terkait penyelenggaraan ini. Sebab, ada konsekuensi biaya yang diajukan dalam APBD Perubahan,” terangnya.
Selain itu, DPRD juga ingin mengetahui kesiapan dari Bina Marga dan Dishub terkait masalah infrastruktur kalau para buyer mau meninjau destinasi wisata di Lampung.
“Yang jelas kita mau kenalkan Lampung kepada buyer yang akan membeli paket wisata. Oleh karena itu Lampung perlu menyiapkan apa saja yang diperlukan untuk investasi di dunia pariwisata ini,” tegasnya.
.jpg)
0 komentar:
Posting Komentar