English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
by : Singo
SELAMAT TEKA NANG BLOG BERITA UPTODATE, SEMOGA INFO KARO BERITANE BISA NAMBAH WAWASAN KOE2 PADA

Sabtu, 05 Maret 2011

Maureen Jadi Korban Malpraktik Dua Ruas Jari Putus

Maureen
Budi Kuncahya (39) tak habis pikir keluarganya sama sekali tidak pernah diberitahukan soal tindakan medis yang dilakukan dokter di RS Awal Bros saat merawat anaknya, Maureen Angela (8 bulan), bulan November 2010.

Maureen akhirnya diduga mengalami tindak malpraktik hingga dua ruas jarinya terputus. "Saya sebelumnya percaya-percaya saja sama dokter karena saya ini berlatar teknik tidak pernah tahu soal medis. Tapi setelah ada kejadian begini, saya jadi kecewa dengan sikap dokter yang tak pernah berkonsultasi dengan keluarga," ungkap Budi, Sabtu (5/3/2011), saat dijumpai Kompas.com di Perumnas II, Cibodas Baru, Tangerang.

Saat mengetahui kenyataan jari anaknya terputus seusai diberikan cairan keras bicnat selama menjalani perawatan di RS Awal Bros, Budi mulai mencari pendapat ke dokter lain. "Saat itu saya tahu kalau cairan itu harusnya untuk orang dewasa dan setiap tindakan medis apa pun harus atas sepengetahuan keluarga, tapi ini tidak pernah. Saya pun mulai bertanya ke pihak rumah sakit," ucapnya.

Namun, bukan penjelasan yang memuaskan yang didapat Budi, justru sikap rumah sakit yang tak peduli akan kondisi anaknya. "Saat itu mereka bilang, sudah Pak yang penting kan selamat. Apa bisa dengan enteng mereka bilang begitu? Coba kalau anak dokter itu yang mengalami, apa dia mau," ungkapnya penuh kesal.

Saat bertanya dengan pihak direksi rumah sakit pun, lagi-lagi jawaban tak memuaskan yang diperoleh. "Mereka bilang itu tindakan emergensi dan risiko tindakan serta akibat yang tidak diinginkan, tapi mereka tidak mau bilang salah," tukas Budi.

Budi dan istri berharap pihak RS Awal Bros bertanggung jawab penuh akan kesembuhan buah hati mereka satu-satunya tersebut. Kesepakatan untuk kesembuhan Maureen memang sudah didapat, tapi hanya sebatas janji lisan.

"Kami menuntut rumah sakit keluarkan pernyataan tertulis untuk menyanggupi kesembuhan Maureen. Baru kami percaya. Tapi mereka sampai sekarang tidak mau buat pernyataan tertulis itu," ungkap Budi.

Selama menjalani perawatan, keluarga Maureen sudah menghabiskan biaya sampai Rp 30 juta. Pendapatan Budi sebagai pegawai swasta dan Linda sebagai ibu rumah tangga tak sanggup menanggung seluruh biaya itu hingga akhirnya terpaksa pinjam sana-sini. "Ini kesalahan mereka, mereka harusnya tanggung jawab," tukas ibunda Maureen, Linda. www.tips-fb.com

0 komentar:

Posting Komentar

Free Download Film Panas

 
Pantau Jalur Mudik Lebaran paling Update di sini