Gambar yang diambil dari televisi NHK ini memperlihatkan rumah-rumah di Sendai disapu oleh tsunami ketika gelombang pasang menerjang pantai, Jumat (11/3/2011). |
Pemerintah Jepang pada Sabtu (12/3/2011), atau sehari setelah tsunami, sudah mengerahkan 50.000 tentara untuk membantu pencarian korban. Gempa berkekuatan 8,9 dan tsunami yang melanda kawasan pantai timur Pulau Honshu, Jepang, pada pukul 2.46.23 PM waktu Tokyo atau 12.46.23 waktu Jakarta terjadi pada Jumat (11/3/2011).
Sementara itu, seturut warta ABC pada Sabtu, polisi di Kota Sendai, ibu kota Prefektorat Miyagi, mengatakan menemukan secara terpisah sedikitnya 300 badan manusia di tepi pantai.
Saat ini, diduga, masih ada 1.000 orang tewas akibat bencana alam tersebut. Lalu, ada 215.000 warga yang terpaksa mengungsi. Jumlah ini termasuk 100.000 warga yang tinggal di dekat reaktor nuklir di kawasan utara Prefektorat Fukushima. Pembangkit listrik itu rusak parah lantaran gempa dan tsunami tersebut. "Saya sadar, jumlah korban akan terus bertambah banyak," kata Perdana Menteri Jepang Naoto Kan.
Para petugas penyelamat itu sampai sekarang masih terus menggali reruntuhan sekaligus mencari para korban. Mereka yakin, banyak korban masih terperangkap di rumah-rumah yang luluh lantak tersapu air bah.
Bantuan
Pihak regu penolong juga sudah melakukan evakuasi korban runtuhnya atap gedung sekolah menengah tingkat pertama di Watari, Prefektorat Miyagi. Angkatan Laut Jepang, dalam upaya itu sukses menyelamatkan 81 orang.
Sejak Jumat menjelang dini hari, pihak militer Jepang melepas 300 pesawat dan 20 kapal perang untuk pengiriman bantuan ke kawasan terparah seperti Miyagi dan Prefektorat Iwate. Lalu masih ada 25 jet tempur Angkatan Udara Jepang yang melakukan pengawasan dan pencarian dari udara di zona bencana alam.
Dari Tokyo dan Osaka, tim kepolisian dan kementerian kesehatan sudah menyiapkan regu penolong. Pos-pos kesehatan juga sudah disiagakan.
0 komentar:
Posting Komentar