Bencana tsunami yang melanda perairan Samudra Pasifik ditengarai telah menyebabkan ikan bermigrasi sampai di Samudra Indonesia atau dikenal dengan Samudra Hindia.
Sehari pascatsunami di Jepang, para nelayan pantai selatan Kulon Progo justru panen ikan. Beberapa nelayan yang melaut mendapatkan tangkapan yang cukup banyak. Salah seorang nelayan Pantai Glagah, Wiryo, mengaku melaut semenjak dini hari.
Saat itu, ada delapan perahu tempel yang masuk ke tengah untuk mencari ikan. Ombak yang tidak begitu besar membuat para nelayan dengan mudah masuk ke tengah lautan. Hanya beberapa jam menebar jaring sudah banyak dipenuhi ikan. Bahkan, ukuran ikannya pun lumayan besar dibandingkan dengan hari-hari biasa.
"Mungkin ikannya pada migrasi karena ada tsunami," ujar Wiryo, ketika ditemui seusai melaut.
Dari melaut tadi, Wiryo mendapatkan tangkapan ikan sekitar 50 kilogram. Saat dilelang di TPI, dia bisa membawa pulang Rp 350.000. Padahal, biaya melaut hanya membutuhkan Rp 100.000 untuk membeli bahan bakar.
"Ini sudah sangat banyak, apalagi kami sudah lama tidak melaut," kata Wiryo.
Salah seorang pedagang ikan, Bhakti, mengaku, hasil panenan nelayan cukup melimpah. Ini akan menggairahkan pasar ikan di Glagah yang sempat lesu beberapa bulan karena tidak ada ikan.
Ikan ukuran sedang dijual Rp 7.000 per kilogram. Ukuran besar mencapai Rp 60.000. Ikan tangkapan ini akan dikirim ke Yogyakarta, Semarang, dan Cilacap. "Biasanya jumlahnya terbatas dan kecil-kecil," ujar Bhakti.
0 komentar:
Posting Komentar